1. PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Salah satu kekuatan yang dimiliki dan telah terbukti sangat besar manfaatnya dalam sejarah kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di
Adanya semangat kebersamaan dan gotong royong menunjukkan kehidupan yang rukun dan damai dalam masyarakat, karena gotong royong tidak akan ada kalau tidak ada kerukunan dan kedamaian itu (Buwono dalam Sugiarto, 2004).
Sekarang telah terjadi perubahan sistem gotong royong atau gotong royong kepada sistem upahan. Bahkan ada bentuk gotong royong yang sudah punah, makin menghilang dari kehidupan masyarakat (Koentjaraningrat (1974: 61).
Mudjadi, et. All (1997), menyebutkan bahwa beberapa kebudayaan Suku Madura sudah berangsur-berangsur ditinggalkan oleh masyarakat, akibat proses pembangunan yang memberi pegaruh besar bagi kehidupan masyarakat tradisional Madura.
Budaya gotong royong dalam lingkungan masyarakat Madura sering disebut sebagai song osong lombhung. Kehidupan gotong royong ini masih dapat diamati dalam kehidupan masyarakat Desa Patereman.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana karakter sosial budaya masyarakat Desa Patereman, Madura?
2. Bagaimana bentuk gotong royong yang ada di lingkungan masyarakat Desa Patereman, Madura?
3. Bagaimana eksistensi gotong royong di lingkungan masyarakat Desa Patereman, Madura?
C. Tujuan
1. Untuk mengidentifikasi karakter sosial budaya masyarakat Desa Patereman, Madura.
2. Untuk mengidentifikasi dan menganalisa bentuk gotong royong yang ada di lingkungan masyarakat Desa Patereman, Madura.
3. Untuk menganalisa eksistensi sistem gotong royong di lingkungan masyarakat Desa Patereman, Madura.
D. Ruang lingkup
a. Ruang lingkup materi
Karakter sosial budaya, bentuk-bentuk gotong royong, dan eksistensi sistem gotong royong dalam masyarakat Desa Patereman, Madura.
b. Ruang lingkup wilayah
Desa Patereman, Kecamatan Modung, Kabupaten Bangkalan, Madura.
II. TELAAH PUSTAKA
A. Kebudayaan
Kebudayaan adalah seluruh sistem gagasan dan rasa, tindakan, serta karya yang dihasilkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat, yang dijadikan miliknya dengan belajar (Koentjaraningrat, 1996: 72).
B. Gotong royong
Gotong royong adalah bentuk kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu dengan asas timbal balikyang mewujudkan adanya keteraturan sosial dalam masyarakat. Gotong royong ini dapat terwujud dalam bentuk spontan, dilandasi pamrih, atau karena memenuhi kewajiban sosial. Tujuan dari bentuk kerjasama itu dapat beraneka ragam sesuai dengan bidang dan kegiatan sosial itu (Lakebo, at. All, 1982: 2).
III. METODE PENULISAN
A. Jenis penelitian
Penelitian eksploratif dengan pendekatan penelitian secara kualitatif.
B. Metode pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan dengan studi literatur, pengamatan langsung ke lapangan (observasi lapangan), dan wawancara.
IV. TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Karakteristik sosial budaya masyarakat Desa Patereman, Madura
Sebagian besar masyarakat Desa Patereman berpendidikan SD dan SLTP, yaitu mencapai 70,65% dari total penduduk di Desa Patereman. Agama islam merupakan agama yang dipeluk mayoritas penduduk (99,89%), sedangkan untuk mata pencaharian penduduk sekitar 53% bekerja sebagai petani dan buruh tani.
Sistem nilai dan pandangan hidup masyarakat di Desa Patereman, secara umum sesuai dengan ketentuan atau norma yang mengikat dalam sebuah desa di Madura pada umumnya, yaitu sentimen kesatuan tempat tinggal, kesatuan adat istiadat yang mengikat kehidupan warga desa, dan sentimen persamaan agama dengan berpangkal pada persona ulama atau kyai yang berpengaruh di desanya.
B. Bentuk gotong royong dalam masyarakat Desa Patereman Madura
Latar belakang munculnya song osong lombhung di Desa Patereman, Madura adalah rasa persaudaraan yang sangat kental, serta tingginya rasa sosial yang ada di lingkungan masyarakat Desa Patereman. Prinsip gotong royong yang ada di Madura adalah tanpa adanya upah, untuk kepentingan pribadi atau bersama.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa song osong lombhung dalam masyarakat Desa Patereman dilakukan dalam berbagai bidang kehidupan, yang meliputi:
1. Bidang ekonomi dan mata pencaharian, yaitu tos otosen dan rokat tase’.
2. Bidang teknologi dan perlengkapan hidup, yaitu royongani>.
3. Bidang kemasyarakatan, yaitu jung rojung, ka’ajegen, kadhisah, run dhurun >dan style="">rembugen.
4. Bidang religi dan kepercayaan, yaitu style="">ka’ajegen. color="red">
C. Eksistensi gotong royong dalam kehidupan masyarakat Desa Patereman, Madura
Kehidupan gotong royong yang ada di Desa Patereman masih dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui terdapat berbagai bentuk yle="">song osong lombhung yang ada di Desa Patereman di antaranya adalah yle="">tos otosen, rokat tase’, royongan, jung rojung, ka’ajegen, kadhisah, run dhurun,> dan rembugen. Dari berbagai bentuk style="">song osong lombhung tersebut tidak semua masih dilakukan dalam kehidupan masyarakat Desa Patereman. Bentuk-bentuk style="">song osong lombhung yang masih dilakukan di antaranya adalah style="">tos otosen, royongan, jung rojung, ka’ajegen, kadhisah, o:p>
V. PENUTUP
Song osong lombhungt>
Tidak semua bentuk song osong lombhung di Desa Patereman masih dilakukan saat ini.
Terdapat nilai-nilai yang menjiwai sistem gotong royong dalam masyarakat Desa Patereman sehingga tetap terlestarikan, yaitu nilai kebersamaan, kekeluargaan, rasa sosial, demokrasi, dan saling menghormati.
B. Saran
Gotong royong memiliki potensi kuat dalam proses pembangunan dan mewujudkan persatuan masyarakat sehingga diperlukan suatu upaya untuk tetap mempertahan nilai-nilai yang terkandung didalamnya.
References
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2005. Monografi Desa Patereman. Pemerintah Daerah Kecamatan Modung
Anonim. 2004. Walikota Canangkan Bulan Bhakti Gotong Royong. http://www.sapos.co.id/berita/index.asp?id=25036. Diakses Tgl 16 Februari 2006
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Geriya, Wayan, & Abu.1982. Sistem Gotong Royong dalam Masyrakat Pedesaan Daerah Bali. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Koentjaraningrat. 1987. Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: PT Gramedia
Koentjaraningrat. 1996. Pengantar antropologi. Jakarta: Rineka Cipta
Lakebo, Berthin, dkk.1982. Sistem Gotong Royong dalam Masyrakat Pedesaan Daerah Sulawesi Tenggara. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Mudjadi, dkk. 1997. Adat Istiadat Daerah Jawa Timur. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Oetomo, Andi. 1994. Mencari Bentuk Peran Serta Masyarakat dalam Perencanaan Kota di Indonesia. Jurnal PWK, No. 14/ Agustus 1994, Hal 15-20
Parwoto. 1997. Pembangunan Partisipatif. Hal. 1-26
Sugiarto. 2004. Sultan HB: Gotong Royong Besar Manfaatnya. http://www.suaramerdeka.com/cybernews/harian/0405/19/dar10.htm. Diakses Tgl 16 Februari 2006
Suherman, Tatang, 4004. Berpaling Kembali pada Kearifan Lokal. http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/0404/12/teropong/resensi_buku.htm. Diakses Tgl 1 Mei 2006
1 komentar:
salam kenal mba,,saya Lia,, juga anak planologi,,boleh share gag,,hubungan sektor perekonomian dengan pola ruang suatu wilayah esensi nya seperti apa ya?
Thanks,
Posting Komentar